Minggu, 20 Juni 2010

Jadilah seperti pensil

Posted by mindi on 17.58

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

“Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?”

Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,

“Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu PENSIL yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi.

Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.

“Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, Ujar si cucu.

Si nenek kemudian menjawab,

“Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini”,

Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

Pertama:

Pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

Kedua:

Dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.

Ketiga:

Pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”.

Keempat:

Bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”.

Kelima:

Sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan…Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan”



Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini

2 komentar:

KAMI ADA DI POSISI NO.2, (kutipan tulisan anda: Dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.

Entah siapa pemilik akun ini, tapi sehalus apapun dan sesantun apapun anda, meski anda bawa nama2 Tuhan, tetap kami bisa menilai anda ini berat sebelah...!! Kami hargai anda (admin), tapi seperti yg dikutip dlam tulisan anda, mari bersama2 mencermati dan sesuai permintaan anda utk saling berinstropeksi diri.

Semua ini muncul sebagai suatu rangkaian "Sebab-Akibat". janganlah anda melihat akibatnya saja..!! tarik lah mundur dari semua ini, untuk siapa semua ini, dan tentunya anda juga akan menikmatinya di akhir nanti. Tidak hanya sekedar beretorika dan menitipkan nasib.

Anda pintar, tapi tak lebih seperti "pemadam kebakaran". awalnya (tak disebut dalam paguyuban ini), bahwa sebenarnya anda menciptakan "API", tapi nanti anda akan berpura2 memadamkan api tersebut. dan mungkin andalah yang jadi pahlawan kesiangan.

Tulisan indah kadang tipuan.... Tutur kata halus kadang hanya tipu muslihat... sentuhan anda tak lebih seperti hipnotis.
Mudah2an rahasia dari semua ini segera terjawab....!!!

Kalaupun API itu diciptakan tentu untuk membakar, menerangi atau menghasilkan energi - sesuatu yang bermanfaat. Dan bukan untuk membuat kebakaran - sesuatu yang mudharat dan jahat.
Orang-orang yang sengaja menjadikan API untuk membuat kebakaran, adalah mereka yang sengaja membuat melempar API di rumah orang lain.
Atau orang yang menganggap rumahnya bukan lagi rumahnya sendiri, sehingga ia melempar API lalu lari.
Kami adalah penghuni dari rumah kami sendiri.
Akan kami hidupkan API semangat kami untuk tetap bekerja agar rumah kami tertata kembali, tak peduli apapun rintangan yang akan kami hadapi. Gunung kan kami daki. Lautan kan kami sebrangi agar kami nyaman di rumah sendiri.

Posting Komentar

 
  • Paguyuban Karyawan Kanefusa Indonesia

  • Paguyuban Karyawan Kanefusa Indonesia