Selasa, 18 Januari 2011

kisah perang baratayuda

Posted by mindi on 18.29

Perang telah usai. Kurusetra terdiam. Medan perang itu jadi saksi bisu Baratayudha, perang saudara yang dimenangkan keluarga Pandawa. Keserakahan para Kurawa untuk menguasai kembali Hastinapura tertutup sudah. Mimpi terhapu, harapan terhapus dari jasad mereka. Destarata si kakek tua yang buta itupun menjadi sebatang kara. Hidup hampa tanpa arti. Dikabarkan suatu hari, beliau pergi seorang diri ke hutan dan tak pernah kembali. Konon katanya ia akhirnya bunuh diri.

Perang memang telah dimenangkan. Pandawa mendapatkan kembali tanahnya menjadi pemilik yang sah. Tapi kalaupun hidup adalah peperangan; peperangan itu hakikinya tak pernah berhenti, sampai kita mati. Setidaknya peperangan tertinggi, peperangan melawan diri sendiri akan tiap hari terjadi.

Dalam epos akhir Mahabarata ada kisah Pandawa Seda, ketika para ksatria Pandawa telah menjadi tua dan renta. Dalam perjalanan menuju puncak Himalaya, puncak tinggi menuju swarnadwipa, dikisahkan di lereng gunung itu para Pandawa menemui ajalnya satu persatu. Arjuna yang tampan rupawan ahli perangpun tumbang. Bahkan Bima yang gagah perkasa juga tak mampu mencapai puncak itu. Hanya seorang Pandawa saja, Yudhistira, tokoh penyabar, wayang yang punya empati dan mempunyai kecerdasan emosi dan spiritual, yang akhirnya sampai di ketinggian itu.

Perang belum selesai. Karena kadang kita abai: hidup ini entah akan sampai pada ketinggian atau justru pada jurang dan lubang itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
  • Paguyuban Karyawan Kanefusa Indonesia

  • Paguyuban Karyawan Kanefusa Indonesia